Productivity : Something in Excess is Not Good

BEING PRODUCTIVE IS GOOD BUT TOO MUCH IS NOT GOOD

Masa pademi gini kan pasti banyak banget waktu luang, nah jadi kadang suka merasa bersalah ga sih karena waktu yang terbuang malah ga "produktif".  Atau bahkan kalian merasa sengat sibuk hingga lupa jika tubuh juga butuh "self care". Hayo siapa yang merasa seperti itu????.  But, do we have to live our daily life with productivity activities all the time?. Ok, here i will discuss

Picture from freepik.com


Dr. Julie Smith -seorang psikolog klinis asal Inggris yang sangat aktif membuat video kesehatan mental di sosial media seperti TikTok, Instagram, dan Youtube- mengungkapkan toxic productivity adalah suatu obsesi untuk memperbaiki dan mengembangkan diri sehingga dapat menimbulkan ketidakpedulian terhadap seberapa jauh produktivitasnya. Hal ini juga dapat menjadikan perasaan bersalah jika tidak "produktif"

Why productivity may appear toxic ?

Dr. Joanne Barron -seorang psikolog klinis asal USA sebagai salah satu pemilik insight treatment program dan juga penyedia program psiko-edukasi untuk LADP, NBA, MusicCares, dan berbagai sekolah di Los Angeles- menyebutkan bahwa hal ini berawal dari penilaian orang terhadap produktivitas, kekayaan, pencapaian, pribadi yang lebih baik, dan terlihat baik saat melakukan sesuatu. Hal ini berujung pada kesehatan mental yang tidak sehat. 

Contohnya seperti ini, tanpa sadar orang tua telah menuntut anaknya sedari kecil untuk menjadi yang terbaik. Misalnya dituntut mendapatkan nilai tinggi atau mendapatkan peringkat di sekolahnya. Nah hal ini secara langsung dapat menimbulkan "toxic productivity". 

What are the signs that we are already at toxic productivity ?

  • Merasa bersalah saat besantai
  • Tidak ingin membuang waktu
  • Pekerjaan berada pada posisi teratas dibandingkan terhadap keluarga ataupun self care
  • Menuntut diri untuk melakukan hal lebih
  • Memiliki harapan tanpa henti dan tidak realistis untuk diri sendiri, sehingga merasa terus-menerus gagal agar dirinya merasa cukup
  • Timbul kegelisahan. Ketika tiba waktu istirahat, merasa sulit untuk rileks atau sulit tidur
Picture from freepik.com

What are the hazardous impacts of toxic productivity ?

  • Penurunan kesehatan. Hal ini disebabkan karena perilaku ini memposisikan tidur, makan, sosialisasi, bahkan self care  berada pada urutan kesekian. 
  • Rentan stress. 
  • Timbul burnout karena terlalu banyak bekerja. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terlalu lelah untuk melakukan suatu hal yang dulu pernah membuat bahagia atau  hal yang biasa dilakukan. Se-simple sekedar membalas pesan dari sesorang. 
dr. Erikavitri Yulianti, Sp. KJ (K) -konsultan psikiatri- menjelaskan bahwa seseorang yang terjebak pada toxic productivity akan selalu mengkritikmenuntut dirinya seolah-olah belum melakukan apa-apa, atau bahkan melupakan pencapaiannya.

How to reduce the pressure on toxic productivity ?

  • Merasa puas terhadap pencapaian
  • Diperlukan self care. se-simple "manusia butuh istirahat". Hal ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental
  • Menetapkan sesuatu aktivitas yang tidak dapat dinegoisasi. Misalnya, makan siang atau berolahraga
  • Mengelola to-do list

Tips from Dr. Joanne Barron

  1. Membuat jadwal kapan pekerjaan akan berakhir dan kapan memulai aktivitas yang disukai
  2. Meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan
  3. Bersosialisasi dengan teman
  4. Menemui terapis

There is one quote from me for my dear reader
Don't feel guilty for not being productive, because you aren't robot. Stay flexible. Work hard, rest hard.

Comment below if you have something to ask, or if that explanation is wrong, or there is content that you want to discuss

Stay healthy, stay positive, and have a nice day. BYE BYE AND SEE YOU!!!


Refferences:
cimsa.or.id. 2017. Productivity: Know Your Limit Before It Turns Toxic. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2021. https://cimsa.or.id/news/index/productivity-know-your-limit-before-it-turns-toxic. 

manbehindthemirror.co.uk. 2020. Mental Health Awareness Week-Toxic Productivity. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2021. https://manbehindthemirror.co.uk/blogs/the-magazine/the-lockdown-an-introduction-to-toxic-productivity. 

Miller, Kaitlyn. 2021. Discussing the Harms of Toxic Productivity with An Expert PsychologistDiakses pada tanggal 6 Agustus 2021. https://greyjournal.net/hustle/grow/discussing-the-harms-of-toxic-productivity-with-an-expert-psychologist/. 

news.unair.ac.id. 2021. Preventing Toxic Productivity amid Pandemic. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2021. http://news.unair.ac.id/en/2021/07/14/preventing-toxic-productivity-amid-pandemic/.

Pena, N.G. 2020. How Much is Too Much: The Danger of Toxic Productivity. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2021. https://studybreaks.com/thoughts/toxic-productivity/. 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Beauty of Soul and Body

Teman makan teman? emangnya bisa?